Anda tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah footnote atau catatan kaki, bukan? Sebab kebanyakan footnote digunakan pada penulisan karya ilmiah, seperti skripsi, tesis, hingga disertasi.
Footnote berfungsi untuk memberikan informasi mengenai apa yang tertulis pada suatu halaman. Biasanya penulisan footnote diikuti dengan nomor-nomor penunjukkan. Nomor penunjukkan ini biasanya berfungsi untuk memperlihatkan hubungan secara langsung antara sumber dengan footnote.
Terdapat berbagai jenis footnote yang dapat Anda gunakan dalam penulisan karya ilmiah, salah satunya adalah jenis footnote Ibid. Dalam penggunaan footnote Ibid terdapat beberapa aturan yang perlu Anda perhatikan.
Sebelum Anda memahami aturan dalam penggunaan footnote Ibid, maka penting bagi Anda untuk terlebih dahulu memahami definisi footnote Ibid. Ibid adalah kepanjangan dari kata ‘Ibidem’ yang didefinisikan sebagai ‘sama dengan yang tertulis di atas’.
Definisi Ibid menunjukkan bahwa, footnote tersebut telah digunakan ataupun dikutip pada footnote sebelumnya. Misalnya pada halaman 5 Anda telah mengutip suatu sumber, kemudian sumber yang sama dikutip lagi pada halaman 10.
Maka, footnote di halaman 10 tidak perlu Anda tuliskan kembali. Namun Anda dapat menuliskan footnote Ibid untuk menjelaskan kutipan dengan sumber yang sama, meskipun terdapat pada halaman yang berbeda.
Aturan Penggunaan Ibid pada Footnote
Penulisan footnote Ibid akan membantu Anda untuk mendapatkan efisiensi dalam menulis karya ilmiah. Sebab Anda tidak perlu menuliskan sumber kutipan yang sama di footnote hingga berulang kali.
Namun dalam penulisan footnote Ibid terdapat beberapa aturan yang perlu Anda perhatikan. Simak beberapa aturan berikut dalam menulis footnote Ibid:
- Penggunaan kata Ibid dalam footnote merujuk pada sumber informasi yang sama, yang telah disebutkan dalam footnote sebelumnya.
- Kata Ibid digunakan untuk merujuk ke sumber yang sama dengan halaman yang sama. Sehingga Ibid digunakan untuk menggantikan semua informasi kecuali halaman.
- Jika halaman yang Anda rujuk berbeda dari footnote sebelumnya, maka Anda perlu untuk menyertakan halaman baru yang Anda gunakan.
- Ibid hanya digunakan untuk mengutip satu sumber informasi. Apabila Anda menggunakan dua sumber informasi dalam satu halaman, maka Anda tidak boleh menggunakan kata Ibid.
- Ibid dapat digunakan untuk mengutip dari situs website maupun artikel daring.
- Jangan menggunakan footnote Ibid apabila sitasi utama mengutip dari beberapa sumber sekaligus.
- Penggunaan Ibid hanya untuk penulisan karya ilmiah dengan gaya penulisan Chicago Style dan Oxford Style atau Oxford Standard for Citation of Legal Authorities.
- Penggunaan Ibid tidak bisa digunakan untuk penulisan karya ilmiah dengan gaya penulisan MLA Style hingga APA Style.
Dalam penggunaannya, footnote Ibid dapat dikategorikan ke dalam penggunaan yang relatif mudah. Meskipun begitu, Anda tetap perlu memperhatikan beberapa hal ketika mengutip pada halaman yang sama ataupun berbeda dari suatu karya.
Penulisan Ibid pada Footnote
Penulisan footnote Ibid juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jika Anda menjadi pengutip kedua maupun seterusnya, maka Ibid tidak dapat digunakan. Maka, Ibid hanya dapat digunakan untuk kutipan pertama, yaitu Anda mengutip langsung dari sumber referensi.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Anda hanya menggunakan footnote Ibid pada halaman berikutnya apabila Anda telah menuliskan footnote sumber pada halaman pertama. Namun, penulisan Ibid dalam footnote juga bergantung pada gaya penulisan yang Anda gunakan.
Berikut penulisan Ibid dalam footnote dengan jenis gaya penulisan yang berbeda:
Chicago Style (Author Date)
Dalam gaya penulisan ini, Ibid digunakan untuk merujuk pada sumber yang sama seperti pada catatan kaki sebelumnya.
Chicago Style (Notes Bibliography)
Ibid digunakan untuk merujuk pada sumber yang sama dengan catatan kaki sebelumnya, namun dengan halaman yang berbeda.
Oxford Style
Biasanya gaya penulisan ini tidak menggunakan kata Ibid untuk merujuk kembali sumber yang sama dengan catatan kaki sebelumnya. Namun, gaya penulisan ini cenderung mencantumkan kembali referensi dengan lengkap setiap kali sumber yang sama dikutip.
Dalam gaya penulisan ini, Anda perlu untuk mencantumkan kembali informasi lengkap mengenai sumber tersebut. Meskipun sumber tersebut adalah sumber yang sama dengan kutipan sebelumnya.
Sebab, penggunaan kata Ibid akan berbeda-beda dalam setiap penulisan dengan mengikuti gaya penulisan yang akan Anda gunakan. Sehingga penting bagi Anda untuk memperhatikan kembali gaya penulisan yang akan Anda gunakan dalam menulis karya ilmiah.
Contoh Penulisan Ibid pada Footnote
Agar lebih memudahkan Anda untuk memahami penggunaan Ibid dalam penulisan karya ilmiah, simak beberapa contoh berikut ini:
Anda dapat menuliskan Ibid jika sumber yang sama dikutip secara berurutan, seperti ini:
Footnote 1: “Nama Penulis, Judul Buku (Kota: Penerbit, Tahun), Halaman”.
Footnote 2: “Ibid”.
Contoh:
Footnote 1: “Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1991), 8”.
Footnote 2: “Ibid”.
Anda dapat menambah nomor halaman setelah kata Ibid, apabila nomor halaman yang anda kutip berbeda dengan halaman sebelumnya.
Contoh:
Footnote 1: “Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1991), 8”.
Footnote 2: “Ibid, 9”.
Sedangkan, jika Anda menggunakan Ibid dalam gaya penulisan Oxford Style maka ini akan berbeda dengan gaya penulisan lain, contohnya:
Footnote 1: “Nama Penulis Pertama, Judul Buku (Kota: Penerbit, Tahun), Halaman”.
Footnote 2: “Nama Penulis Kedua, Judul Buku (Kota: Penerbit, Tahun), Halaman”.
Penting untuk diingat bahwa, penulisan footnote Ibid harus disesuaikan dengan gaya penulisan yang Anda pilih. Sehingga Anda dapat meminimalisir kesalahan dalam penulisan footnote Ibid.
Bagikan artikel ini ke rekan-rekan Anda, agar penulisan footnote Ibid dalam karya ilmiah Anda dan rekan-rekan semakin bagus.
Silakan klik tombol share dan bagikan kepada rekan-rekan Anda, agar informasi yang disampaikan dalam artikel ini menjadi bermanfaat bagi Anda dan rekan-rekan lainnya.
Baca Juga: